MAKKAH-- Jamaah haji asal Lampung Utara mengeluhkan pelayananan Syarikah RHL Manafaa 250 biro jasa Arab Saudi yang terkesan tidak profesional dan manusiawi.
"Kami terpaksa harus jalan kaki lebih dari 8 Km dari Musdalifa menuju Mina," ujar Nurdin Habim, SE,SH, MH melalui sambungan seluler kepada media ini, Jumat malam pkl 1.30 waktu Indonesia.
Mirisnya lagi, masih kata Nurdin Habim, skema Murur yang seharusnya langsung ke Mina, tapi ada satu bis yang justru diturunkan di Musdalifa.
"Seharusnya bis langsung ke Mina, tidak mampir ke Musdalifa, karena resiko tinggi ( reting ) bagi jamaah Lansia, disabilitas, dan lain sebagainya. Seharusnya, skema Murur itu diangkut dari Arofah lokasi Wukuf langsung menuju ke Mina lokasi Mabit.Tapi ada satu bis yang diturunkan oleh sopirnya di lokasi Musdalifa, akibat gagalnya komunikasi Ketua Kloter JKG 15 kepada pihak PPIH ( Panitia Penyelenggara Ibadah Haji ) Arab Saudi," ujar Nurdin Habim yang juga menjabat sebagai anggota DPRD Lampung Utara ini dengan nada kesal.
Karena harus menempuh perjalanan dengan jalan kaki lebih dari 8 Km itu, ujar Nurdin Habim, akibatnya banyak jamaah haji wanita yang jatuh pingsan, dan harus mendapatkan perawatan medis.
Kondisi ini, masih diperparah lagi begitu para jamaah haji sampai di Mina dengan berjalan kaki, ditempatkan di tenda yang lantainya banjir, akibat air AC dan kulkas jumbo yang bocor. Kasur tempat tidur yang disediakan oleh pihak biro jasa juga hanya berukuran setengah meter panjang dua meter."Sudah tempatnya tidak mampu menampung jumlah jamaah haji yang ada, masih ditambah lagi dengan lantai yang banjir dan kasur yang basah. Jumlah kasurnya juga tidak sesuai dengan jumlah jhamaah. Bagaimana kami bisa istirahat dengan nyaman," ujar Nurdin Habim dengan nada geram.
Terpisah, Hipni selaku Ketua PHD Lampung Utara juga, menyesalkan pelayanan terhadap jamaah haji seluruh Indonesia yang dilakukan oleh pihak Syarikah RHL Manafaa 250 yang tidak profesional dan manusiawi.
"Tahun ini adalah merupakan pelayanan ibadah haji yang paling terburuk yang diberikan oleh pihak Syarikah RHL Manafaa 250," ujar Hipni.
Hipni berharap, kedepan pemerintah Indonesia dapat mengkaji ulang kembali perjanjian kerja sama ( MoU) dengan pihak Syarikah RHL Manafaa 250.
"Biar cukup kami dari kloter JKG 15 yang menjadi korban," imbuhnya dengan nada kesal.
Kedepan, masih kata Nurdin Habim, jangan sampai ada lagi Ketua Kloter JKG 15 perempuan, karena keterbatasannya sebagai perempuan.
"Saya tegaskan, bahwa ketua Kloter bukan sebagai jamaah haji, melainkan sebagai pendamping dan melayani jamaah haji. Kedepan harus diupayakan petugas pendamping yang dikirim setidaknya yang sudah pernah melaksanakjan ibadah haji mandiri. Sehingga, ketika sampai di Mekah benar-benar melayani, bukan sibuk sendiri mau menunaikan ibadah haji," ujar Nurdin Habim.
Apalagi, ujar Nurdin Habim, mereka harus melayani 393 orang jamaah dan harus mengesampingkan kepentingan pribadi mereka dan harus bersikap adil dengan jamaah, dan tidak tebang pilih seakan ada pro atau kontra terhadap golongan masing-masing KBIH.
"Saya berharap, pemerintah Indonesia harus segera melakukan evaluasi perjanjian kerja sama (MoU) dg pihak biro jasa Syarikah RHL Manafa 250. Sebab, parah sekali pelayanannya dan tidak manusiawi," tegas Nurdin.Meskipun demikian, Nurdin Habim memberikan apresiasi atas kinerja dr. Ana dan jajaran perawat yang ditugaskan untuk melayani kesehatan jamaah.
"Meskipun bukan dr. Senior, tetapi pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dr. Ana bersama tim nya sangat luar biasa, begitu juga tanggungjawabnya terhadap jamaah yang mempunyai keluhan kesehatan, langsung ditangani oleh sosok seorang dokter yang ramah dan bersahaja ini," ujar Nurdin Habim.
Nurdin Habim berharap, komisi 8 DPR RI yang membidangi tupoksi (tugas pokok dan fungsi) pengawasan terhadap badan haji, agar kedepan tidak terulang lagi dengan buruknya pelayanan yang diberikan oleh Syarikah RHL Manafaa 250 Arab Saudi dalam melayani jamaah haji Indonesia.
"Pemerintah Indonesia harus melakukan tindakan tegas, agar peristiwa yang kami alami tidak terulang lagi untuk jamaah haji berikutnya," tegas Nurdin Habim.
Meskipun demikian, masih kata Nurdin Habim, mungkin dengan cara inilah Allah SWT memberikan ujian kesabaran dan keimanan para jamaah Indonesia, sehingga walau sangat kecewa dengan pelayanan Syarikah RHL Manafaa 250, ada juga hikmahnya untuk melatih dan menguji kesabaran para jamaah dalam menjalankan ibadah haji.
"Insya Allah, sepulang dari kami menunaikan ibadah haji ini, dapat meningkatkan rasa syukur dan ketakwaan kami kepada Allah SWT, dan seluruh jamaah akan mendapatkan predikat haji yang mabrur dan mabruroh, dan sekaligus kami mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Indonesia baik pusat maupun daerah atas terselenggaranya musim haji tahun 1446 H./2025. Amin ya rabbal alamin," ujar Hi. Nurdin Habim, S.E.,S.H., M.H dengan suara bergetar. ( * )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar